Jumat, 18 Agustus 2017

Mengenang Teman yang Telah Pergi


Dalam tiga hari ada dua temanku yang pergi, arwanto weby, volunteer akademi berbagi dan ade amui. semuanya masih mudah, energik dan penuh semangat meraih masa depan. namun mereka semua tak sanggup menghentikan takdir. kematian telah memisahkan dari semua mimpi, cita-cita, keluarga dan teman yang mereka sayangi. perpisahan memang menyedihkan, namun aku agak ragu teman-temanku di sana akan mengalami hal yang sama.

Pertemuanku dengan weby waktu ada acara kumpul bareng akademi berbagi di bogor. kebetulan, sesuai undian yang dilakukan panitia aku ditempatkan pada kamar yang sama. bersama satu lagi relawan dari balikpapan, @rijalf. tampaknya dia tipe orang yang suka menghemat kata-katanya. namun ia sempat cerita selain aktif di akademi berbagi juga di stand up comedy di surabaya. pada paginya ia merintih-rintih sambil memegangi perutnya, kram katanya. lambaian dan jabat tangannya sebelum masuk bus bluebird itu rupanya bentuk perpisahanku dengannya.

Ada yang bilang, ketika orang mati, rohnya mengalami jetlag di alam sana. untuk bisa “bangkit” mereka perlu energi yang cukup. maka dalam islam dikirimkanlah doa-doa tahlil dan al fatehah agar mereka yang telah berada di alam sana bisa mempunyai energi positif untuk menerangi jalannya agar cepat sampai ke tujuannya. sayang sekali belum ada orang mati yang bisa hidup kembali.

Kematian begitu dekat. dia seolah dengan diam-diam mengikuti kemana saja kita pergi. kita tak akan pernah tahu kapan kematian akan menghampiri. siap atau tidak, malaikat pencabut nyawa akan datang memaksa. manusia tidak bisa meminta menunda atau memajukan. begitulah kita tak punya pilihan sama sekali. yang bisa kita lakukan hanyalah bersiap-siap saja. sayang aku selalu menunda-nunda, terus dan terus. semoga tak sampai nabrak peti mati yang kotak.

Namun ada yang bilang, kita bisa mengetahui kapan kita mati. sehingga kita bisa mempersiapkan diri lebih baik. cerita-cerita orang sakti yang bisa mengetahui hari kematiannya sendiri sudah sering aku dengar. namun diam-diam juga agak percaya. namun bingun ketika ingin tahu bagaimana caranya mengerti rahasia itu? aku duga, hanya para sufi dan wali yang tahu.

Meski sudah sering mendengar kematian setiap hari dari toa masjid, sms, twitter atau iklan pengumuman di koran, tetap saja shock dan sedih membaca kabar duka yang dikirim wina 14 juli 2012 itu.

“innalillahi wainnailaihi rojiun
telah meninggal dunia, kawan, sodara, sahabat, arwanto weby pukul 2 hari ini
mohon doanya semoga amal ibadahnya diterima di sisi tuhan yme dan keluarga yang ditinggalkan bisa ikhlas dan tabah”


Suatu saat nanti aku pasti mengalami. ketika teman-temanku telah banyak yang pergi, rasanya kematian itu kini terasa lebih dekat lagi. tiba-tiba takut, takut berpisah, takut kehilangan, takut terlempar dari “zona nyaman” yang melenakan.

“di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh… (Q.S. Annisa: 78)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar